Hutan Ulin Mungku Baru berlokasi di Mungku Baru, Rakumpit, Kalimantan Tengah. Sekitar 1 jam lebih naik mobil, dari Kota Palangkaraya sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Ulin (Eusideroxylon zwageri) adalah kayu khas Kalimantan yang bertekstur amat kuat dan kokoh, yang pada saat ini sudah semakin sulit dijumpai. Mitos keangkerannya tidak diragukan oleh warga sekitar yang mayoritas berasal dari etnis Dayak Ngaju. Mereka meyakini bahwa hutan tersebut memiliki energi kutukan yang sangat mengerikan bagi siapapun yang berani melanggar aturan.”Barang siapa yang menebang pohon ini, maka mereka akan kena musibah, atau hal yang buruk akan menimpa keluarganya,” demikian wasiat turun temurun yang diwariskan leluhur warga sekitar Mungku Baru. Masyarakat setempat berpegang teguh terhadap kepercayaan itu. Dengan kepercayaan itu pula, Hutan Adat Ulin menjadi tetap terjaga dan memiliki banyak pohon ulin yang besar dan menjulang tinggi.
Di hutan ulin ini, selain ulin dan kayu lain, ada juga tumbuh-tumbuhan obat tradisional, seperti iro (sejenis pakis untuk obat liver), tusuk kesong (kayu akar tunggal tanpa dahan untuk obat asma), dan kelanis (akar untuk bahan baku bedak). Lalu, pasak bumi, tabat Barito sejenis ginseng (untuk pegal linu), kulit belawan (diare), kantung semar (asma), sarang semut (penyakit gondok), akar seluang belum (pegal linu tambah nafsu makan, daya tahan tubuh). Akar ulin dipercaya warga untuk menambah daya tahan tubuh. Di dalam hutan juga masih banyak satwa liar, seperti beruang hitam, kancil, babi hutan, orangutan, owa-owa, bekantan, bangkui, trenggiling, landak, biawak, buaya dan lain-lain.